mari berbagi..

berbagi..
meski tak banyak..
tetap saja berarti..

Senin, 31 Januari 2011

bukankah telah kukatakan kepadamu...


bukankah telah kukatakan kepadamu..

yang kujanjikan kepadamu adalah hutan belantara..
yang bau tanahnya bisa kau hirup sepuasmu..
yang sejuk anginnya bisa kau rengkuh sesukamu..
bukan istana yang penuh gemerlap mutiara..
bukan pula ranjang empuk yang memabukkan..
karena aku tak ingin kau jadi pemalas..
sebab tuhan membenci para pemalas..

Selasa, 25 Januari 2011

si penggila traktor


Saya ingin sedikit bercerita tentang putra tertua saya, si Rayyan. Usianya sekarang hampir tiga tahun. Sedang lucu-lucunya. Juga mulai bandel-bandelnya.
Meski ia juga suka sepakbola, perang-perangan dan maen air, satu hal yang sangat menonjol adalah ia sangat suka kereta, pesawat dan penggila mesin yang namanya traktor. Saking cintanya sama traktor, pernah saya harus bercerita selama 3 malam terus-menerus dengan tema yang sama, yaitu traktor.

Kamis, 20 Januari 2011

mencoba saling mengerti...

Beberapa hari ini, entah mengapa, kami menjadi begitu mudah marah. Mungkin rasa capek yang mendera yang membuat nalar kami berjalan agak nglantur. Atau rasa bosan yang tak juga habis-habisnya. Mengurusi kerjaan kantor. Mengurusi toko kecil kami. Juga 2 anak kami yang masih terlalu kecil untuk mengerti semua beban hidup kami. 
Beban hidup yang sebenarnya tidaklah terlalu berat untuk dijalani. Karena nyatanya banyak orang lain yang hidupnya lebih berat dari kami. Namun toh tetap saja tidak mudah untuk melewati hari-hari kami. Tanpa perdebatan. Marah. Diam.
Kami sadar, inilah jalan yang harus kami lalui. Dengan sepenuh hati. Dengan sekuat raga. Dengan ikhlas. Suka atau tidak suka. Siap atau tidak siap. Semua harus tetap berjalan.
Mengalahkan ego, sepertinya menjadi penyelesaian akhir kami. Mencoba untuk saling menghargai. Saling menguatkan. Membuang jauh semua kekeraskepalaan kami. Mencoba tuk saling mengerti...