mari berbagi..

berbagi..
meski tak banyak..
tetap saja berarti..

Selasa, 25 Januari 2011

si penggila traktor


Saya ingin sedikit bercerita tentang putra tertua saya, si Rayyan. Usianya sekarang hampir tiga tahun. Sedang lucu-lucunya. Juga mulai bandel-bandelnya.
Meski ia juga suka sepakbola, perang-perangan dan maen air, satu hal yang sangat menonjol adalah ia sangat suka kereta, pesawat dan penggila mesin yang namanya traktor. Saking cintanya sama traktor, pernah saya harus bercerita selama 3 malam terus-menerus dengan tema yang sama, yaitu traktor.
Malam itu kebetulan dia agak rewel, maka saya berusaha untuk membujuknya. Saya ajak dia ke kamar tidur, lalu mulailah saya bercerita tentang traktor-traktor itu.
Malam pertama saya ceritakan bahwa kakeknya akan membuka lahan di hutan, maka sibuklah kakeknya memotong pohon-pohon di hutan. Ternyata pohon-pohon itu sangat berat sehingga kakeknya tak kuat mengangkat pohon-pohon itu. Lalu datanglah sang traktor menawarkan bantuan. Lalu saya tirukan gerakan traktor yang sedang mengangkat pohon-pohon itu, berulang-ulang. Dan dia tertawa kegirangan. Lupalah dia dengan semua kerewelannya.
Malam kedua saya ceritakan bahwa untuk merapikan ladang itu maka kakeknya memanggil traktor yang lain, traktor si penggaruk, saya bilang. Tugasnya adalah menggaruk tanah dan membersihkan sisa puing-puing pohon sehingga tanah menjadi bersih, gembur dan siap ditanami. Dia terpingkal-pingkal saat jari-jari tangan saya menirukan bentuk cakar dan mulai menggaruk-garuk punggungnya, lalu berpindah ke pinggangnya.
Malam berikutnya, saya katakan bahwa kakeknya akan menanam kelapa sawit di ladang itu. Karena itu ia butuh bantuan traktor yang bisa menanam bibit sendiri. Kakeknya tinggal naik diatasnya lalu bergeraklah traktor itu menancapkan bibit-bibit kelapa sawit itu. Lalu datanglah sahabat traktor itu, si pesawat, yang dari sayapnya bisa memancarkan banyak air sehingga kakeknya tidak perlu repot-repot menyirami bibit-bibit itu. Dan malam berikutnya, sepertinya saya sudah kehabisan bahan cerita sehingga saya alihkan dengan tema yang lain. Saya katakan padanya bahwa panennya masih lama, jadi mending cerita yang lain dulu, dan untung dia mau menerima, whehehehe…
Namun sepertinya dia masih kesulitan mendefinisikan benda yang disebut traktor. Karena semua benda yang mengeluarkan bunyi berisik, berotot dan beroda besar akan dia sebut traktor.
Seperti waktu sepanjang jalan di depan rumah saya mengalami pelebaran, dia termasuk yang sangat gembira. Sementara saya dan istri saya dipusingkan dengan debu yang berlimpah, si Ray malah asyik masyuk tertawa-tawa melihat truk hilir mudik mengangkut tanah. Juga alat-alat berat macam eskavator, bulldozer dan sejenisnya. Karena baginya benda-benda besar yang berisik, berotot dan beroda besar itu adalah traktor.
Saat di televisi muncul gambar Crane yang sedang memindahkan gerbong-gerbong kereta yang terguling, diapun menyebutnya traktor. Genset di kantor sayapun dia antusias menyebutnya traktor. Juga mollen, mesin pengaduk semen itu, diapun menyebutnya traktor. Karena baginya, benda yang berisik itu adalah traktor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar