mari berbagi..

berbagi..
meski tak banyak..
tetap saja berarti..

Jumat, 18 Maret 2011

ASI eksklusif...

Kemarin saya membaca artikel ringan di Kompas.com. mengenai hasil riset bahwa ASI secara ilmiah dapat meningkatkan IQ bayi. Karena memang diketahui bahwa ASI mampu memberikan banyak manfaat positif baik bagi si bayi, ibu maupun keluarga mereka.
Sebelum saya berbicara jauh mengenai ASI, perlu saya garis bawahi bahwa saya hanya ingin sedikit mengupas tema ini sesuai dengan apa yang pernah saya alami dengan putra tertua saya yang kebetulan telah mendapatkan ASI eksklusif dari bundanya.
Menambah deretan bukti mengenai manfaat Air Susu Ibu (ASI), sebuah studi paling komperhensif di Inggris menyebutkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki otak yang cemerlang dan terus bertahan sampai mereka duduk di bangku SMP.
Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 10.000 anak di daerah Bristol menemukan mereka yang mendapat ASI eksklusif setidaknya lima minggu pertama dalam hidupnya kebanyakan memiliki skor IQ lebih tinggi.
Seluruh anak-anak dalam penelitian ini adalah mereka yang memiliki aspek sama dalam hidupnya, seperti kondisi keluarga dan IQ ibu mereka. Para peneliti mencoba "memasangkan" anak-anak itu. Yang membedakan hanya satu hal, mendapatkan ASI dan yang tidak.
Kemudian para peneliti mencoba melihat hasil yang timbul dari perbedaan tersebut. Maria Lacovou, peneliti dari Institute for Social and Economic Research, Essex, Inggris, mengatakan bayi yang mendapatkan ASI memiliki skor IQ antara 3-5 poin lebih tinggi.
Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan riset yang mengikuti kehidupan lebih dari 14.000 ibu yang melahirkan bayinya di tahun 1991 dan 1992. Skor IQ mereka diukur di usia 5, 7, 11 dan 14 tahun. "Kami tidak terkejut jika efeknya memudar seiring usia, tapi ternyata tidak. Bayi yang mendapat ASI otaknya tetap cemerlang," katanya.
Kandungan asam lemak rantai panjang dalam ASI, menurut Lacovous akan membantu perkembangan otak. Manfaat lainnya adalah bonding atau kedekatan emosional antara ibu dan anak.
Studi lain menyatakan bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang sakit sehingga hal ini mungkin berpengaruh pada kecerdasan mereka.
Dulu ketika si Rayyan lahir, istri saya memang secara konsisten memberinya ASI. Kebetulan istri saya tidak bekerja lagi waktu itu karena harus resign mengikuti saya sehingga bisa total mengasuh si Rayyan. Setelah banyak membaca review di internet akhirnya istri saya yakin untuk memberikan ASInya secara ekslusif selama minimal 6 bulan untuk si Ray.
Sesaat setelah kelahirannya, si Ray ini ternyata kesulitan menyusu tetek bundanya. Cukup menyiksa perasaan istri saya, dan saya juga tentunya.Waktu itu istri saya sampai menangis karena kasihan melihat keadaan putra pertamanya itu.
Atas saran mertua saya, kebetulan beliau seorang bidan, kami memberikan madu encer sebagai pengganti ASI. Mertua saya juga mengatakan bahwa nutrisi dan cairan dalam tubuh mungil si Ray masih cukup untuk memenuhi kebutuhannya paling tidak 3 hari setelah kelahirannya. Jadi kami masih punya cukup waktu untuk melatih si Ray agar dapat menetek bundanya.
Setelah seminggu, alhamdulillah si Ray mau juga menyusu tetek bundanya. Bundanya sampai menangis haru menyaksikannya, termasuk saya. Namun permasalahan belum usai.
Kami memang sengaja hanya memberikan ASI dan tidak melatih lambung si Ray untuk menerima asupan lain selainnya. Jagoan kecil kami termasuk kuat dalam menyusu sehingga benar-benar gendut pada usia 6 bulan meski hanya mengkonsumsi ASI bundanya.
Kami sadar bahwa energi yang bisa diberikan ASI akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia putra kami. Hingga usia 1 tahun, mungkin energi yang mampu disediakan hanya sebesar 30-40% sehingga mau tak mau ia harus kami latih untuk mengkonsumsi asupan lain untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi tubuhnya.
Namun, sangat disayangkan karena sudah terbiasa dan terlalu lama menetek bundanya maka dia menolak makanan lain yang coba diberikan bundanya. Kami coba dengan bubur tim dan sayur-sayuran yang dihaluskan namun tetap saja ditolaknya. Sampai hampir putus asa istri saya melihat penolakan si kecil.
Tubuh si Ray yang tadinya gendut perlahan-lahan mulai menyusut seiring bertambahnya aktivitas dan kemampuan motoriknya. Sebab tidak diimbangi dengan suplai makanan yang cukup.
Pernah suatu kali anak saya ini sakit sehabis kami ajak liburan ke Malang. Mungkin perjalanan yang cukup jauh dan kondisi kendaraan yang ber-AC terus menerus sehingga membobol ketahanan tubuhnya. Selama lebih 2 minggu anak saya rewel karena pilek dan batuk yang tiada henti-hentinya.
Akhirnya kami periksakan ke dokter anak dan didiagnosis adanya tanda-tanda awal Bronchitis sehingga harus menjalani terapi selama seminggu. Dan jika setelahnya tidak juga mereda, terpaksa harus menjalani terapi obat secara terus menerus minimal 6 bulan.
Alhamdulillah seminggu kemudian kondisinya membaik dan setelah kami check up ulang ternyata dinyatakan sembuh meski kami harus tetap waspada jika suatu saat tanda-tanda yang sama menyerangnya.
Sejak saat itu tubuhnya kurus sekali, hati kami sampai seperti teriris waktu melihatnya. Namun kami tak patah arang. Istri saya mulai rajin memasak untuk si Ray, dengan menu yang beragam tiap harinya. Mungkin karena deskan rasa lapar, si Ray akhirnya mau juga makan asupan tersebut. Dan perlahan namun pasti berat badannya mulai berangsur-angsur normal kembali.
Sekarang si Rayyan ini begitu aktif, tidak pernah mau diam, cenderung hiperaktif malah. Tidak sampai membahayakan namun sering membuat bundanya kelimpungan jika harus menjaganya saat bermain di luar. Otaknya juga cukup cerdas untuk anak seusianya, meski bandelnya juga minta ampun. Tak apalah, sebab kata orang, bandelnya anak kecil biasanya menunjukkan kalau ia anak yang cerdas, kreatif dan berkemauan keras, alias susah diatur, hehehehe.
Jadi, bagi para calon ibu muda, saya berpesan agar sebisa mungkin untuk memberikan ASI ekslusif untuk putra-putri Anda. Memang agak merepotkan, terutama bagi yang harus tetap bekerja di luar rumah. Namun tetap banyak jalan untuk bisa tetap memberikan ASI kepada putra-putri Anda.
Mudah-mudahan mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, kuat, cerdas dan lebih dekat dengan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar