mari berbagi..

berbagi..
meski tak banyak..
tetap saja berarti..

Senin, 18 April 2011

memandangimu...


Seperti malam-malam lainnya, malam ini kembali saya melaksanakan tugas rutin saya. Setelah menidurkan si Rayyan, saya lantas menyiapkan susu, mengunci pintu-pintu, merapikan mainan, merapikan barang-barang yang berserakan tak karuan dan terakhir mematikan lampu-lampu yang tidak terpakai.
Kadang jika belum terlalu larut betul, biasanya saya menyapu seluruh bagian dalam rumah atau mencuci peralatan makan yang kotor sehingga esok paginya saya bisa mengerjakan pekerjaan rumah lainnya lebih awal. Sebab aktivitas pagi hari kami memang selalu berburu dengan waktu.
Sebelum tidur, biasanya saya masuk kamar istri saya. Kami memang tidur terpisah. Saya menemani Rayyan sementara istri saya menemani si Titan. Dan seperti biasanya, lampu kamar itu selalu menyala sementara empunya telah tertidur lelap.

Malam ini kembali saya pandangi wajah istri saya. Wajah yang telah beberapa tahun ini selalu saya pandangi. Dan malam ini, bukan wajah anggun nan ayu yang saya dapatkan. Juga bukan wajah yang teduh menenangkan. Sama sekali bukan.
Yang ada adalah wajah yang begitu lelah menahan beratnya beban hari ini. Wajah yang mencoba berdamai dengan padatnya rutinitas. Wajah yang sedang tak merona bahagia.
Sebegitu lelahkah engkau, gumam hati kecil saya, trenyuh.
Ingin saya mencium pipinya, namun saya takut akan membangunkanya. Biasanya saya belai rambut hitamnya, lalu mengecup keningnya. Biasanya ia akan terbangun lalu tersenyum manis kepada saya. Namun malam ini saya benar-benar tak ingin mengganggu tidurnya yang lelap.
Lantas saya ambil selimut dan saya bentangkan menutupi sekujur tubuhnya. Lampu kamar itupun saya padamkan, ganti lampu tidur saya nyalakan. Selamat tidur ya sayang, bisik saya.
Saya hanya berharap semoga ia tidak mudah menyerah. Semoga rasa lelah ini tidak pula menyurutkan keteguhan hatinya. Sebab saya masih sangat membutuhkan dukungannya dan akan terus membutuhkannya.
Jika dulu kami berani memilih jalan, mungkin inilah tapak-tapak yang harus kami tuntaskan. Jika akhirnya kami berani melangkah, maka inilah perjalanan panjang yang harus kami selesaikan. Dan kami sadar bahwa hidup tidak akan mudah.
Selamat tidur, kekasihku. Semoga lelahmu malam ini tidak akan sia-sia kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar